BANGKA BELITUNG, BERITA BAIK — Anggota DPRD Bangka Belitung (Babel) dari Fraksi Partai Gerindra, Beliadi, menegaskan bahwa defisit anggaran pada APBD 2024 bukan semata-mata disebabkan oleh jumlah honorer di lingkungan Pemprov Babel.
Ia menyebutkan bahwa ada beberapa faktor krusial yang menjadi penyebab utama, di antaranya adalah masalah tata niaga pertimahan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.
“Bila sektor pertimahan tidak dikelola dengan baik, sektor ekonomi lainnya pun tidak akan tumbuh. Untuk menghindari defisit, kita harus memperkuat peralihan ekonomi dari timah ke sektor lain seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan,” ungkap Beliadi, mantan Wakil Ketua DPRD Babel periode 2019-2024.
Beliadi menjelaskan bahwa dampak dari sektor pertimahan ini membuat kemampuan masyarakat dalam membayar pajak menurun, yang berakibat pada tidak tercapainya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ia juga menyoroti rencana pengembalian 65 persen dari pajak kendaraan bermotor (PKB) tahun 2025 kepada kabupaten/kota sebagai pemicu defisit anggaran.
“Saya mendukung rekan-rekan di legislatif yang ingin mengkaji kehadiran honorer aktif di Pemprov Babel. Namun, penting untuk tidak mengarahkan anggapan bahwa kehadiran honorer adalah penyebab utama defisit anggaran,” tegasnya.
Sebagai legislator yang mewakili Dapil Belitung-Belitung Timur, Beliadi menyarankan beberapa solusi untuk meningkatkan PAD dan menekan defisit anggaran.
Ia mengusulkan pengembangan sektor perkebunan, termasuk mendorong program Perkebunan Sawit Rakyat.