EKONOMI, BERITA BAIK — Di tengah pesatnya perkembangan industri di Indonesia, Gula Aren Temon berdiri sebagai contoh keberhasilan usaha lokal yang berpotensi besar dalam meningkatkan ekonomi desa.
Usaha ini dipimpin oleh Gusti Ayu Ngurah Megawati, atau sering dipanggil Mega, yang saat ini tinggal di Dusun Tenggar, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan.
Gusti Mega memulai usahanya pada Mei 2020, setelah kembali ke kampung halaman dari Kalimantan.
Melihat potensi yang ada di sekitar, ia memutuskan untuk mengembangkan industri olahan gula aren dengan mendirikan Gula Aren Temon.
Usaha ini kini membina sekitar 70 penderes dan 70 pengrajin gula aren lokal, memanfaatkan potensi pohon aren yang melimpah di daerah tersebut.
Inovasi dan Diversifikasi Produk
Gula Aren Temon mengolah gula aren menggunakan metode tradisional dengan bahan-bahan alami.
Produk yang dihasilkan mencakup gula aren cetak, gula aren semut, gula aren cair, gula aren merah, dan kopi gula aren.
Setiap produk dibuat dengan proses yang melibatkan temulawak sebagai bahan pengawet alami, memberikan karakteristik rasa unik yang membedakan gula aren Temon dari produk sejenis.
Dengan kapasitas produksi 2 hingga 3 ton per bulan, Gula Aren Temon telah mendapatkan berbagai sertifikasi yang mendukung kredibilitas produk, termasuk sertifikat Halal dari MUI, HAKI, dan BPOM.
Di tahun 2024, mereka juga merencanakan untuk memperoleh sertifikasi organik dari USDA dan SNI, serta HACCP untuk menjamin kualitas produk.
