banner 728x90
CitizenEdukasi

Lestarikan Cerita Rakyat, TBM Wado Gelar Lomba Mendongeng Penuh Warisan Budaya

40
×

Lestarikan Cerita Rakyat, TBM Wado Gelar Lomba Mendongeng Penuh Warisan Budaya

Sebarkan artikel ini
Para peserta juara lomba mendongeng yang digelar oleh TBM Wado Babel Foundation.
Para peserta juara lomba mendongeng yang digelar oleh TBM Wado Babel Foundation. Foto: Istimewa

EDUKASI, BERITA BAIK — TBM Wado Babel Foundation berhasil menyelenggarakan lomba mendongeng antar komunitas literasi di Kota Pangkalpinang. Acara ini didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui program bantuan pemerintah (BanPem).

Kegiatan yang melibatkan berbagai kalangan ini bertujuan untuk melestarikan cerita rakyat khas Kepulauan Bangka Belitung dan meningkatkan kemampuan literasi anak-anak serta remaja di wilayah tersebut.

Dengan tema “Menghidupkan Kembali Cerita Rakyat Bangka Belitung,” peserta lomba mendongeng menampilkan beragam kisah yang merefleksikan kekayaan budaya lokal.

Di antara cerita yang dibawakan adalah legenda legendaris seperti “Putri Pinang Gading,” “Batu Balai,” “Bujang Katak,” “Si Kelingking,” “Pangeran Karamunting dan Buluh Prindu,” “Si Penyumpit,” dan “Asal Usul Sungai Jodo.”

Lomba ini dibagi menjadi dua kategori: tingkat dasar untuk anak-anak SD dan kategori menengah untuk remaja, dengan sembilan pemenang terpilih—tiga dari kategori dasar dan enam dari kategori menengah.

Penilaian dilakukan oleh tiga juri profesional, yaitu Bu Desri, atau yang akrab disapa Bundes, seorang ahli dalam seni mendongeng, Bapak Budi, pelaku teater ternama, dan Pak Ian Sancin, seorang penulis sejarah yang fokus pada kearifan lokal Bangka Belitung.

Mereka tidak hanya memberikan penilaian tetapi juga pembinaan langsung kepada peserta, bertujuan untuk mengembangkan potensi bercerita mereka.

“Mendongeng bukan sekadar bercerita, tetapi juga membangkitkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut. Anak-anak dan remaja ini memiliki potensi luar biasa dalam menjaga cerita rakyat tetap hidup,” ungkap Bu Desri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *